Menyetarakan LKS dan Worldskills Competition

lks-wsc

Ajang Lomba Keterampilan Siswa atau yang kita kenal dengan LKS adalah salah satu parameter pengukur kemajuan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Direktorat pembinaan SMK mengharapkan LKS ini bisa setara dengan ajang kompetisi keterampilan di tingkat Dunia Worldskills Competition (WSC).

Kebijakan direktorat Pembinaan SMK saat ini adalah para juara juara di LKS akan diikutkan dalam ajang kompetisi tingkat dunia (WSC). Tetapi dalam kenyataannya para juara-juara ini di beberapa bidang masih belum bisa secara langsung mengikuti ajang lomba sekelas worldskills. Yang menjadi alasan utama adalah skills level para jauara LKS dengan level peserta WSC masih jauh atau adanya gap skills yang cukup jauh. Sehingga perlu ada langkah-langkah pengkondisian, supaya para juara LKS ini bisa bertandang di ajang kompetisi keterampilan tingkat dunia (WSC).

1032b-79Saat ini pengkondisian yang bisa dilakukan adalah mengikut sertakan para juara LKS ini ke ajang lomba keterampilan tingkat assia tenggara (ASC = Asean Skill Competition). Hanya sayangnya regulator untuk mengikutkan peserta di ASc dipegang oleh kementrian tenaga kerja. Di Kementrian Tenaga Kerja ini mereka mempunyai sistem seleksi sendiri, mulai dari Seleksi daerah (tingkat Propinsi) sampai ke seleksi Nasional. Memang di tingkat Seleksi Nasional Kemenaker mengundang para Juara LKS ini untuk menjadi pesertanya. Tetapi biasanya di tahapan ini banyak wakil LKS Nasional gugur, karena biasanya para juara Selekda propinsi akan memasuki tahap TC sebelum mengikuti Seleksi Nasional.

Salah satu penentu keberlanjutan proses pembinaan Juara LKS ke ajang ASC maupun WSC adalah expert-expert yang dilibatkan di ketiga ajang tersebut. Sayangnya tidak semua expert terlibat di LKS, ASC dan WSC secara langsung, ada yg terlibat di LKS dan WSC tetapi tdk terlibat di ASC atau sebaliknya. Apabila expert-expert ini terlibat dalam 3 kegiatan, akan lebih mudah dalam melakukan seleksi calon calon kompetitor, dengan membangun jembatan antara para peserta LKS ke ajang ASc dan kemudian WSC. Karena dalam kenyataannya masing-masing kementrian mempunyai kebijakan yang membatasi keluarnya anggaran dalam pelaksanaan LKS, ASC dan WSC. Oleh sebab itu para expert yg terlibat di 3 kegiatan harus memperhatikan pada kebijakan di masing, masing kementrian. Yang agak sulit adalah bila di suatu bidang lomba expertnya berbeda antara LKS, ASC dan WSC.

wsssKebijakan terbaru dari direktorat Pembinaan sekolah menegah kejuruan (dit. PSMK) saat ini adalah ingin menyetarakan LKS dengan Worldskills. Bila di WSC dalam penentuan pembuatan Soal mengacu pada standard dunia industri, maka sekarang penyusunan Soal LKS pun akan dibuat dengan mengacu pada dunia industri. Di worldskills mereka akan melakukan survey ke Industri-industri yang dianggap relevan. Dari hasil survei tersebut nantinya akan dituangkan dalam Technical description dan WSSS (Worldskills Standard Specification).

capaian-sklTetapi karena dit psmk tupoksinya adalah pembinaan SMK, yg di dalamnya ada siswa (dalam hal ini sebagai peserta LKS) dan sebetulnya disana ada guru2 yang juga harus membina anak anak lainnya yg tidak ikut dalam LKS tapi akan ikut dalam Lomba kehidupan. Jadi jgn sampai sekolah “A” siswanya juara di LKS tapi keadaan siswa di sekolah tersebut tdk me representasi sekolah juara, karena ternyata siswa yg juara di kondisikan (di training sebelum lomba). Jadi peran guru2 harus dilibatkan dalam penyusunan soal LKS, oleh sebab itu tahun ini penyusunan soal LKS guru guru dilibatkan.

Para expert yang terlibat dalam LKS, ASC dan WSC tentunya harus terus mendukung apa yg dilakukan oleh dit psmk. supaya bisa didapat perbaikan secara struktural dan sistematis di sekolah SMK SMK diseluruh Indonesia. Karena LKS ini hanya salah satu parameter pengukur dalam menilai keberhasilan sekolah sekolah SMK dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Parameter lainnya adalah keterserapan seluruh siswa SMK di dunia kerja. Jadi menurut saya ada betulnya kalau LkS akan menjadi network dalam menghubungkan sekolah dengan dudi.

skill-level-targetSebelumnya tentunya harus dipahami terlebih dahulu apa atau sampai tingkat mana Target Level dalam pendidkan kejuruan itu. Kalau kita melihat target pendidikan di seluruh dunia , maka akan mengacu seperti yang digambarkan pada gambar disamping ini. Target pendidikan vokasi di Indonesia yg disesuaikan dengan WSSS adalah mencoba mencari formula ideal porsi managerial aspect, social aspect dan skills aspect, yang dimana tarhet tersebut nantinya mampu membuat Lulusan SMK bertahan di dunia kerja dan mampu menapaki jenjang yang lebih tinggi. Bila aspek-aspek itu tidak merata di semua siswa (hanya siswa peserta LKS) itu bukan bukti keberhasilan guru, tapi keberhasilan tempat TC yang melatih peserta LkS. Jadi Bagaimana guru guru meng adopsi standar kerja industri, ke dalam materi-materi pembelajaran itu menjadi sangat sangat penting. jadi guru-guru harus mampu membentuk seluruh siswa supaya berhasil di dunia industri. Di banyak negara porsi untuk aspek keterampilan minimal adalah 70%. Setelah kita memahami targel level tersebut barulah kita bisa menyusun soal lomba LKS

Mengacu pada tujuan dit PSMK menjadikan LKS setara dengan WSC, maka untuk penyusunan Soal LKS tahun 2017, mulai dilibat pihak dunia industri, tujuannya adalah untuk bisa menangkap standar Industri yang tentunya disetarakan dengan Standard dalam WSSS juga, Karena supaya tidak terjadi kesenjangan level kualifikasi para Juara LKS dan calon WSC. Maka dari itu dalam penyusunan Soal Lomba LKS akan dilakukan beberapa tahap, Yaitu :

TAHAP I (Penyusunan Kisi kisi Lomba)

wss-kisi

Dalam Tahap ini Para Expert yang terlibat dalam WSC mencoba menemukan Standard dalam Lomba WSC dengan Standard Dunia industri. Oleh sebab itu para expert mencoba mencari persentasi porsi ketiga aspek, menjadi standard LKS SS (LKS Standard Spesification), di WSC ada 7 section yg dijabarkan dalam WSSS. Ouput dari pertemuan ini adalah berupa Kisi kisi lomba yang akan digunakan di LKS.

TAHAP II

draft-soal

Pada Tahap kedua, expert WSC akan bertemu dengan guru guru, untuk mencoba menyesuaikan Standard LKSS yang dibuat menjadi Draft Soal Lomba lengkap dengan sistem penilaian lomba. Karena pada tahapan ini adalah penyesuaian standard DUDI dengan kurikulum. Pada kenyataannya akan ditemukan beberapa materi dalam kisi kisi belum diajarkan di sekolah. Nah karena LKSS dibuat oleh expert dan wakil Industri, artinya bahwa ada beberapa materi tidak diajarkan di sekolah tapi dibutuhkan d i dunia kerja. Nah disilah peran para guru guru untuk mencatat materi apa saja yang belum diajarkan, supaya nanti bisa diusulkan saat penyusunan kurikulum baru (Spektrum Kurikulum). Dalam Tahap ini Guru dan expert mencoba menyusun draft soal lomba dengan menerapkan aspek aspek dalam LKS SS ke modul – modul Soal. Output dari tahap ini adalah Draft Soal LKS.

TAHAP III

validasi

Pada Tahap ini expert, guru dan wakil Industri akan bertemu guna memvalidasi draft soal lomba yang dibuat pada tahap II menjadi Soal Lomba yang akan digunakan pada ajang LKS. Dengan demikian ke tiga pihak yang berkaitan dengan kemajuan sistem pendidikan bertemu dalam penentuan soal Uji, yang  tentunya juga diharapkan soal lomba LKS ini menjadi Acuan pembuatan UKK di sekolah dan Acuan materi seleksi penerimaan di dunia industri.

Semoga tulisan saya bisa menjadi masukan bagi para temen2 expert,  guru-guru, institusi pendidikan guru, pelatihan guru dan juga pihak dit psmk supaya tidak gagal paham dengan maksud pak direktur PSMK Bapak Mustaghfirin Amin, yang ingin menyetarakan Lomba LKS ini dengan WSC. Mari kita dukung penuh dan menyuarakan yg benar kepada dit psmk sebagai lembaga yang berkaitan dengan pembinaan sekolah menengah kejuruan di Indonesia, demi tercapainya perbaikan kualitas pendidikan kejuruan yang lebih baik.

Salam

Nathanael Suryadi
Expert Asean Skill Indonesia Bidang fashion Technology 2006-2016
Expert Worldskills Indonesia Bidang Fashion Technology 2007-2015
Deputy Chief Expert bidang fashion technology di Worldskills 2017

About Nathanael Suryadi

Expert of Fashion Technology and Garment Consultant
This entry was posted in Kompetisi, Pelatihan, Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment